tugas akhir MAKUL PKN
|
PASANG
SURUT HUBUNGAN INDONESIA-MALAYSIA
|
Politik
Luar Negeri Indonesia
|
|
Rahmawati Dewi Mustikasari
|
A.510 110 219
|
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia, mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA-MALAYSIA, yang
penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “PASANG
SURUT HUBUNGAN INDONESIA-MALAYSIA” yang sangat sering terjadi akhir-akhir ini.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada guru mata kuliah PKN yaitu ibu Risminawati Dra. M.Pd yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Surakarta, Januari 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman judul
………………………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………………. ii
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar
Belakang ……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan
………………………………………………………………………………. 1
BAB II Pembahasan
A. Hubungan
Indonesia dan Malaysia ………………………………………………… 2
B. Konflik-Konflik
Indonesia dan Malaysia …………………………………………..
2
C. Daftar
Kebudayaan Indonesia yang diKlaim Malaysia ……………………………. 3
D. Faktor
Penyebab Pasang Surut Hubungan Indonesia Malaysia ……………………. 3
E. Reaksi
Masyarakat Indonesia dan Malaysia ……………………………………….. 4
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan
.............................................................................................................. 5
B.
Kritik dan Saran
…………………………………………………………………… 5
Daftar Pustaka
…………………………………………………………………………………. 6
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Hubungan antara Indonesia-Malaysia selalu mengalami
gejolak yang tidak menentu. Hubungan bilateral antara keduanya penuh dengan
emosi. Sebgagai negara yang bertetengga, bahkan bisa dibilang serumpun, potensi
kerja sama maupun potensi terjadinya konflik amatlah besar. Hubungan kedua
negara ini dapat diibaratkan seperti hubungan kakak-adik, kadang dapat saling
membantu tetapi kadang terlibat perang urat saraf. Dalam catatan sejarah
Indonesia dan Malaysia sudah berperang sajak jaman dahulu kala, ketika
indonesia berada di kekuasaan Ir. Soekarno.
Pasang surut hubungan Indonesia dan Malaysia tak
lepas dari adanya latar belakang kebudaya dan sejarah. Yakni sama-sama berbasis
budaya melayu, bahkan bahasa kedua negara inipun hampir sama dan berasal dari
akar yang sama. Selain itu kedua negara ini juga berada dalam ravilitas yang
sama yakni siapa yang menjadi “raja” Melayu. Namun, dalam ravilitas tersebut
Malaysia bersikap kurang sportif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
kebudayaan asli Indonesia yang diklam sebagai kebudayaan asli Malaysia. Tidak
hanya kebudayaan, wilayah Indonesiapun banyak yang diakui masuk sebagai wilayah
Malaysia.
Melihat tingkah laku Malaysia tersebut, maka tak
heran jika bangsa Indonesia menjuluki Malaysia sebagai “Malingsia” atau bahkan
secara terang-terangan menyebut Malaysia sebagai “Maling Asia”.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan hubungan Indonesia dan Malaysia mengalami pasang
surut ?
2. Konflik-konflik
apa saja yang pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia ?
3. Bagaimana
kronologi konflik-konflik tersebut ?
4. Bagaimana
penyelesaian konflik-konflik tersebut ?
5. Kerjasama
apa saja yang pernah dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia ?
6. Bagaimana
reaksi rakyak Indonesia terhadap konflik-konflik yang terjadi antara Indonesia
dan Malaysia ?
C.
TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas akhir makul PKN semester I di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain
itu penulis juga ingin mengetahui serta mengkaji masalah-masalah yang menyebabkan
Indonesia dan Malaysia yang bisa dikatakan negara serumpun selalu bersengketa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HUBUNGAN
INDONESIA DAN MALAYSIA
Dibanding dengan negara lain, hubungan Indonesia dan
Malaysia tergolong paling rawan konflik.hal tersebut disebabkan oleh banyaknya
klaim Malaysia terhadap kebudayaan asli Indonesia. Selama ini hubungan
bilateral antara kedua negara ini memang tidak terlalu mulus. Dengan kata lain
relasi bilateral kedua negara ini tidak selalu diwarnai oleh kenangan manis.
Pada masa pemerintahan Soekarno, hubungan negara
serumpun ini pernah terguncang bahkan mencapai klimak ketika presiden Soekarno
memutuskan hubungan diplomatik dengan malaysia. Indonesia saat ini melihat
malaysia sebagai antek kolonialisme yang mendukung penjajahan diatas muka bumi.
Politik luar negeri Indonesia saat itu memang lebih cenderung pro-Timur, dalam
artian pemerintahan Indonesia yang pada saat itu berada dibawah kepemimpinan
presiden Soekarno membenci segala sesuatu yang berbau barat. Karena
kolonialisme merupakan produk barat maka Indonesia menunjukkan ketidaksukaannya
ketika malaysia lmemilih bergabung dengan Inggris.
Parahnya hubungan Indonesia dan Malaysia pada tahun
1960-an itu semakin terlihat jelas dengan munculnya berbagai slogan politik
saat itu. “GANYANG MALAYSIA” merupakan slogan politik Indonesia untuk Malaysia
yang menjadi kalimat paling populer saat itu.
Hubungan kedua negara ini pernah membaik pada masa
pemerintahan Soeharto. Pada masa pemerintahan presiden RI yang ke-2 inilah
Indonesia dan Malaysia bisa menikmati hubungan diplomatik yang cukup mantap.
Hubungan kerjasama yang dilakukan pemerintah
Indonesia dan Malaysia pada masa pemerintahan Soeharto dan Mahathir yaitu :
1. Dalam
Bidang Pendidikan
Dalam dunia pendidikan Indonesia dan Malaysia
mengadakan hubungan baik yaitu dengan mengadakan pertukaran pelajar secara
rutin setiap tahunnya.
2. Dalam
Bidang Ekonomi
Banyaknya investor-insvestor dari Malaysia yang
masuk dan menanamkan modal di Indonesia. Hal ini sedikit membantu pemerintah
Indonesia dalam mementaskan pengangguran di Indonesia.
B.
KONFLIK-KONFLIK
INDONESIA DAN MALAYSIA
Banyak terjadi konflik antara Indonesia dan
Malaysia, diantara yaitu :
1. Pada
tahun 1963 terjadi konfrontasi antara Indonesia-Malaysia. Hal ini dikarenakan
keinginan Malaysia untuk menggabungkan Brunai, Sabah dan Sarawak dengan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961.
2. Pada
tahun 2002 kepulauan Sipadan dan Ligitan diklaim Malaysia sebagai wilayah
mereka. Dan berdasarkan keputusan
Mahkamah Internasional (MI) perkara ini dimenangkan oleh Malaysia. Sipadan
dan Ligitan
menjadi ganjalan kecil dalam hubungan sejak tahun 1969 ketika kedua negara
mengajukan klaim atas kedua pulau itu. Kedua negara tahun 1997 sepakat untuk
menyelesaikan sengketa wilayah itu di MI setelah gagal melakukan negosiasi bilateral.
Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada Mei 1997 untuk menyerahkan
persengkataan itu kepada MI.
3. Pada
2005 terjadi sengketa mengenai batas wilayah dan kepemilikan Ambalat.
Pemerintah Malaysia mengklaim kawasan perairan Ambalat sebagai wilayahnya.
Klaim ini muncul setelah Malaysia memenangkan putusan Mahkamah Internasional
atas sengketa pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002. Secara sepihak,
Malaysia telah mengklaim wilayah perairan sepanjang 70 mil dari garis pantai
Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah perairannya. Sementara Indonesia
menganggap, kewenangan Malaysia itu hanya 12 mil dari garis pantai kedua pulau
tersebut.
4. Pada
Oktober 2007 terjadi konflik akan kepemilikan lagu Rasa Sayang-Sayange dikarenakan lagu ini
digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia
untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar Oktober 2007.
Sementara itu, Gubernur
Maluku
Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia,
karena merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi ini sejak
leluhur, sehingga klaim Malaysia itu hanya mengada-ada.
5. Pada
bulan April 2011 dua negara ini kembali digegerkan dengan kasus penangkapan
nelayan Malaysia yang tertangkap tangan oleh petugas Departemen Kelautan dan
Perikanan Indonesia.
6. Pada
bulan April 2011 didirikan Musium Kerinci di Malaysia yang merupakan kerjasama
antara Malaysia dengan Pemkap Kerinci, Indonesia. Tujuan pembangunan Musium ini
adalah untuk mempererat hubungan Malaysia dengan Indonesia. Namun, hl ini
justru mendapat tenggapan negatif dari masyarakat Indonesia.
7. Pada
Oktober 2011 Komisi I DPR RI menemukan adanya perubahan tapal batas negara di
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yaitu Camar Bulan
& Tanjung Datu.
C. DAFTAR KEBUDAYAAN INDONESIA YANG DIKLAIM
MALAYSIA
Tidak hanya konflik yang menyebabkan hubungan
Indonesia dan Malaysia mengalami pasag surut, banyaknya kebudayaan Indonesia
yang diakui Malaysia juga memberikan andil besar dalam memburukya hubungan
diplomatik kedua belah pihak.
Daftar kebudayaan Indonesia yang diakui Malaysia
yaitu : Naskah Kuno dari Riau, Naskah Kuno dari Sumatera Barat, Naskah Kuno
dari Sulawesi Selatan, Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara, Rendang dari
Sumatera Barat, Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku, Tari Reog Ponorogo dari
Jawa Timur, Lagu Soleram dari Riau, Lagu Injit-injit Semut dari Jambi, Alat
Musik Gamelan dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, Tari Piring dari
Sumatera Barat, Lagu Kakak Tua dari Maluku,
Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara, Motif Batik Parang dari Yogyakarta, Badik
Tumbuk Lada, Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat, Kain Ulos,
Alat Musik Angklung, Lagu Jali-Jali, Tari Pendet dari Bali.
- FAKTOR
PENYEBAB MEMBURUKNYA HUBUNGAN INDONESIA DAN MALAYSIA
1. Politik Konfrontasi Malaysia Era
Soekarno
Konfrontasi ini
merupakan sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak
yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962-1966.
Pada tahun 1961,
Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Di utara adalah Kerajaan Brunei
dan dua koloni Inggris; Sarawak dan Borneo Utara, kemudian dinamakan Sabah.
Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris
mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya,
Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.
Rencana ini ditentang
oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya
sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol
Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia.
Soekarno yang murka
ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan
nama Ganyang Malaysia. Pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia
Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap
Malaysia. Dan Pada tahun 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di
Semenanjung Malaya.
2. Kasus Klaim Batik dan Iklan Kesenian & Budaya
Kasus klaim sepihak
batik dan tari Pendet yang digunakan sebagai iklan Enigmatic Malaysia di
Discovery Channel menimbulkan akumulasi ketidaksenangan rakyat Indonesia
terhadap Malaysia. Sikap tidak senang Indonesia diwujudkan dalam bentuk nota
protes resmi Kemenlu RI kepada Pemerintah Malaysia.
3. Kasus TKI di Malaysia
Seringkali kita
mendengar dan membaca tentang nasib TKi di Malaysia yang disiksa dan dianiaya
majikannya. Dan biasanya, ujung-ujungnya Pemerintah Malaysia akan lebih memihak
warga negaranya sendiri (majikan) ketimbang memproses secara hukum. Dengan
sering ter-eksposenya cerita-cerita sedih para TKI di Malaysia, membuat
bibit-bibit permusuhan menjadi semakin besar dan luka lama semakin menganga.
4. Kasus Wilayah Perbatasan
Bangsa ini mungkin
tidak akan pernah lupa, bagaimana Sipadan dan Ligitan telah direbut oleh
Malaysia. Bagaimana kita menjadi tidak berdaya dan babak belur di Mahkamah
Internasional. Tentu ini adalah pengalaman yang sangat menyesakkan dan
menyakitkan bangsa Indonesia.
Menurut Suhana, Kepala
Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, Malaysia ada di
balik kasus perairan Bintan. Ia mengatakan bahwa :” Hal ini dimaksudkan apabila
tidak ada tindakan protes dari aparat Indonesia, mereka dapat mengkalim bahwa
perairan tersebut merupakan wilayah kedaulatannya”.
Dugaan tersebut
dikuatkan dengan cepatnya Marine Police Malaysia mengadang kapal Pengawas
Kelautan dan Perikanan yang menangkap para nelayan yang sedang mencuri ikan
tersebut. Yang akhirnya tiga aparat Pengawas Kelautan dan Perikanan Indonesia
turut ditahan oleh Marine Police Malaysia.
E.
REAKSI MASYARAKAT INDONESIA-MALAYSIA TERHADAP
KONFLIK YANG TERJADI DIANTARA KEDUA NEGARA
Baik rakyak Indonesia maupun Malaysia memiliki
reaksi yang berbeda dalam menaggapi konflik yang terjdi antara dua negara
serumpun ini.
1. Reaksi
Masyarakat Indonesia
Reaksi
ketidak sukaan masyarakat Indonesia terhadap Malaysia dinyatakan dalam
berbagai cara. Demonstrasi sempat terjadi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta,
khususnya setelah kasus Ambalat terjadi. Akibat protes dari Indonesia mengenai
lagu Rasa Sayange ditanggapi secara dingin, muncul berbagai tulisan
kasar di berbagai forum internet. Beberapa blog juga menuliskan kekecewaannya.
Bahkan, iklan suatu obat tradisional menyinggung masalah ini. Malaysia
dicitrakan sebagai "pencuri" kebudayaan Indonesia. Dari sini kemudian
muncul jargon sarkastik "Malingsia" untuk menegaskan bahwa orang
Malaysia hanya bisa mencuri karya seni bangsa Indonesia.
Dalam dunia maya, berbagai forum dan blog
menyinggung perlakuan Malaysia terhadap orang Indonesia. Beberapa hacker
bahkan melakukan defacing terhadap beberapa halaman muka sejumlah laman
lembaga-lembaga Malaysia.
Dari berbagai rentetan kasus yang melibatkan kedua
negara, kasus Ambalat dapat dikatakan merupakan puncaknya. Dari berbagai aksi
demo massa di Indonesia, aksi massa tak lagi mengangkat kasus Ambalat semata,
namun telah bergeser menjadi sentimen anti-Malaysia. Berbagai kelompok pemuda
di berbagai daerah di Indonesia bahkan mengaku siap menjadi relawan apabila
terjadi perang antara Indonesia dan Malaysia, beberapa di antaranya malah
melakukan aksi jempol darah sebagai simbol kesetiaan mereka terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2.
Reaksi Malaysia
Karena terdapatnya Internal Security Act maka
dalam kebanyakan kasus, masyarakat Malaysia umumnya tidak bisa bereaksi secara
signifikan oleh karena itu hanya terjadi pada perdebatan terjadi di dalam
forum-forum komunitas, seperti Kaskus atau Topix akan tetapi seperti
pada kelaziman umum dalam hubungan internasional pihak pemerintah Malaysia
selalu melakukan protes-protes diplomatik dan ketika saat kelompok-kelompok
masyarakat di Indonesia menyatakan akan melakukan sweeping terhadap
warga negara Malaysia dan melakukan demonstrasi disertai pembakaran bendera
Malaysia, pemerintah Malaysia kembali melakukan pemanggilan terhadap duta besar
Indonesia di Kuala Lumpur dan diikuti pula dengan pernyataan tertulis yang
dikeluarkan oleh Ketua Pemuda UMNO sebagai organisasi kepemudaan dari partai
UMNO yang berkuasa saat itu di Malaysia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan bilateral
antara Indonesia dan Malaysia sudah kurang baik sejak pemerintahan presiden Soekarno.
Hal ini dikarenakan adanya konfrontasi politik dari pihak Inggris yang mencoba
menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi
Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia. Hal ini ditentang oleh presiden
Soekarno yang berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan
konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini,
sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia.
Selain itu banyaknya
kasus TKI Yang diperlakukan tidak baik di Malaysia serta kasus perebutan
wilayah serta klaim-klaim Malaysia atas kebudayaan asli Indonesia menyebabkan
kebencian bangsa Indonesia terhadap Malaysia.
Baknyaknya aksi demo
ataupun protes dari masyarakat Indonesia juga menyebabkan hubungan diplomatik
antara kedua negara ini mengalami gangguan dan pasang surut.
B. KRITIK DAN SARAN
Pemerintah Indonesi
seharusnya dapat bertindak lebih tegas dalam menindak apa yang telah dilakukan
Malaysia terhadap Indonesia agar kedepanya hal-hal yang pernah dilakukan pihak
malaysia yang sangat menginjak-injak harkat dan martabat bangsa Indonesia tidak
terulang lagi atau bahkan dilakukan oleh negara lain.
Banyaknya kasus TKI
yang disiksa dan diperlakukan tidak wajar oleh pMalaysia seharusnya membukakan
mata pemerintah Indonesia untuk tidak mengirim lagi para TKI ke Malaysia. Atau
pemerintah Indonesia dapat melakukan perjanjian dengan pihak Malaysia agar para
TKI yang bekerja disna mendapat perlindungan hukum yang lebih kuat.
Tugas kita sebagai generasi
penerus bangsa adalah membudayakan kebudayaan daerah serta lebih mencintai produk-produk logal
sehingga tidak ada kebudayaan kita yang diakui atai di klaim oleh malaysia
ataupun pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.icj-cij.org/docket/files/102/7700.pdf
Judgment of 23 October 2001
http://www.icj-cij.org/docket/files/102/10570.pdf
Judgment of 17 December 2002
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0004/25/ln/sipa03.htm
Sipadan dan Statusnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar